Halo sobat Menyohost.
Kali ini kami akan menshared mengenai cara sederhana menganalisis seperti apa kebutuhan resource dari website kita sebelum kita menentukan pilihan mau memilih paket hosting atau membeli VPS. Shared ini sangat cocok untuk user yang awam dan memang kami tujukan kepada user awam sehingga bisa dijadikan patokan mengenal kebutuhan resource website masing – masing.
Yang pertama yang harus kita tentukan adalah jenis blog kita, Manual atau autocontent. Secara umum bisa dikatakan hampir semua jenis autoblog adalah script yang boros resource.
Yang membuat Auto blog berat karena:
- Grabbing Konten
Melakukan grabing atau semacam mengundung konten dari internet secara berkala, untuk dimasukkan kedalam blog bersangkutan dan umumnya bersifat massal. Semakin banyak jumlah posting yang dicopy dalam sekali job atau sering disebut cronjob, maka resource yang digunakan akan semakin besar.
Selain itu semakin banyak tulisan atau data yang dicopy dalam suatu halaman, maka semakin banyak pula resource yang dipakai. Bayangkan jika anda melakukan grabbing banyak post dalam sekali waktu dan dengan konten yang banyak dalam satu halaman, maka resource yang dibutuhkan akan semakin besar.
Grabbing juga memerlukan resource php terlalu besar jika dibandingkan dengan website tipe manual blog.
2. Memiliki Jutaan halaman
Untuk agc yang tidak menggunakan database untuk kontennya, umumnya memanfaatkan database dari luar seperti google, youtube, social media, soundcloud dan lainnya. Disini script autoblog tidak menulis data ke database pengguna, namun akan otomatis menciptakan konten bila ada request dari pengunjung. Meskipun saat pengunjung kecil, script model ini terhitung ringan, namun ketika pengunjung membludak tetap saja autocontent/AGC model ini sangat boros resource.
Alasannya adalah AGC ini menciptakan index di google mulai puluhan ribu sampai jutaan index tiap website. Saking banyaknya halaman, maka pengunjung tersebar di ratusan ribu halaman yang tercipta. Ini membuat sistem cache apapun yang anda gunakan hampir bisa dikatan tidak berguna.
3. Penggunaan Cache Mubazir
Sistem cache di AGC/autoblog tidak berguna karena biasanya tidak ada satu halaman yang mendominasi sebagai tujuan penunjung. Sistem cache sendiri ibaratkan mesin fotocopy. Sedang pengunjung adalah banyaknya lembar copy-an.
Bayangkan jika anda melakukan copy data dari sebuah halaman untuk 10.000 orang. Dengan bantuan mesin Foto copy(cache), maka copy-an untuk 10.000 orang akan terdistribusi kurang dari 2 jam.
Nah bayangkan jika anda harus mengcopy 10.000 halaman untuk 10.000 orang, maka mesin foto copy(cache) jadi terasa sia-sia.
Bila diibaratkan, Jika jutaan halaman yang diciptakan AGC dikunjungi oleh 1 orang tiap halaman. Maka sama saja dengan server menulis ulang tiap halamannya untuk tiap orang berbeda. Bandingkan dengan blog manual yang hanya punya 1000 halaman dikunjungi oleh 1 juta orang. Maka server hanya perlu melayani 1000 permintaan, sisanya adalah halaman copy-an / hasil cache dari 1000 halaman tersebut.
Hampir semua webserver baik apache, nginx atau litespeed yang terkenal itu, memanfaatkan sistem cache untuk meningkatkan performa secara drastis. Ini mengapa AGC, autocontent, grabbing atau sejenisnya selalu memakan resource lebih besar dari manual blog di webserver apapun baik nginx, apache, lighttpd, gwan atau litespeed sekalipun. Kami yakin litespeed-pun tidak akan berdaya menghadapi autocontent, bahkan harganya yang mahal tidak sebanding dengan performa untuk web agc karena memang saat melakukan kegiatan grabbing, memang bukan webserver yang berperan besar.
Untuk itu kami sarankan anda memilih hosting yang memberikan stabilitas dan resource cukup untuk kebutuhan website AGC, autocontent atau autoblog anda.
Lalu apakah hanya sistem autocontent yang memakan resource?
Pada dasarnya tidak melulu abuse resource didominasi oleh website Autocontent. website yang dianggap biasapun terkadang juga membutuhkan resource besar. Hanya saja tidak bisa di pungkiri bahwa autocontent memang cenderung menggunakan resource lebih besar.
Contoh website yang membutuhkan resource besar adalah website publik. Atau website yang sering diupdate secara masal dengan kontribusi banyak orang. seperti misalnya forum, website media social atau sejenisnya. website ini besar karena diakses atau diupdate secara terus menerus oleh ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu lebih penggunanya.
Selain itu, website video atau audio juga terkadang membutuhkan resource besar terutama jika sudah memiliki banyak pengguna. Selain itu website dengan video converter atau audio converter juga butuh resource besar terlebih diakses bebas oleh publik.
Blog manual saya kok sering disuspend ya, padahal pengunjungnya baru beberapa ratus bahkan hanya 100 pengunjung sehari?
Ini karena kemungkinan website anda sering melakukan write secara terus menerus database. Kemungkinan karena themes atau plugin, atau script yang anda gunakan selalu melakukan request yang banyak dalam setiap halaman yang di load.
Contoh plugin wp yang boros resource yang sering melakukan request adalah stt2. Plugin ini selalu terus menerus melakukan panggilan kedatabase dan input data ke database setiap kali ada pengunjung yang datang.
Plugin related article/content juga sering membuat panggilan secara terus menerus setiap website anda dibuka. Sehingga semakin banyak link related artikel yang ditampilkan maka semakin besar resource yang dibutuhkan, semakin banyak pengujung maka semakin besar resrouce yang dibutuhkan. Untuk itu banyak pengembang yang mengoptimasi pluginnya dengan memberikan fitur cache secara default. Sehingga pada saat halaman sapa di load, maka related article yang ditunjukkan tidak akan berubah – ubah untuk tiap halaman sampai cache yang dimiliki terhapus.
Plugin statistik juga terkadang membutuhkan resource yang besar. untuk itu kami sarankan anda menggunakan layanan statistik dari pihak ketiga seperti google analytic, histasts atau lainnya. Jika database untuk log dari plugin statistik anda terlalu besar, tidak hanya resource yang besar, web anda juga semakin lambat karena ukuran database mysql anda sangat besar. Perlu di ingat bahwa mysql belum mampu memproses dabase dengan ukuran sangat besar. Tak peduli sebesara hebat server anda, jika mysql anda sangat besar, maka akan membuat web anda lambat, karena request yang di load dari database menjadi lambat.
Hati – hati saat anda melakukan import ribuan content ke blog anda. Misalkan anda mengimport data ke wordpress anda hingga ribuan konten dalam sekali import. Ini juga membutuhkan resource besar karena sesungguhnya saat anda mengimport konten, ini tidak sama dengan anda mengcopy file anda dengan mesin fotocopy. Ini mirip seperti anda memaksa server untuk menulis ulang data anda ke database hingga ribuan konten. Kebayang betapa frustasinya jika tiba – tiba bos anda datang dengan ribuan buku, lalu menyuruh anda untuk menyalinnya ke website. Tentu anda harus menulisnya satu persatu. Itu mengapa saat anda mengimport ratusan bahkan ribuan konten, server akan berjalan lambat dan tidak akan seketika konten masuk ke website.
Web saya manual kok sering disuspend ya? Masih bingung!.
Jadi pada intinya pemrosesan data ditangani oleh organ vital layaknya manusia. organ vital server disini contohnya adalah webserver, PHP, Database(mysql).
1. Webserver
Web server ini seperti apache, nginx atau litespeed atau lainnya. Bertugas sebagai layaknya gerbang server untuk melayani permintaan pengunjung yang datang dan mengirim data pengolahan ke pengunjung. Apache, Nginx, Litespeed sendiri memiliki performa yang menurut kami tidak beda jauh bila digunakan untuk grabing atau tulis data ke ke mysql. Karena data yang di tulis ke database selalu berubah tentu tidak bisa ditingkatkan kemampuannya pengolahannya. Oleh sebab itu dalam penggunaan autocontent yang melakukan grab/copy data dan menulisnya ke database, baik apache, nginx atau litespeed memiliki kemampuan yang hampir sama atau tidak beda jauh.
2. PHP
PHP berfungsi untuk menjalankan script yang anda buat. Sebenarnya tidak hanya PHP yang bisa menjalankan script. PHP hanyalah bahasa pemrograman yang umum saat ini untuk pembuatan website. WordPress sendiri juga menggunakan bahasa PHP.
Nah, bila website(wordpress) anda di konfigurasi untuk melakukan grabing/auto content, maka php yang bertugas lebih besar memproses script grabing nya. Dia yang membaca setiap script di plugin, theme dan lainnya. Itu sebabnya kami gambarkan bahwa jenis webserver tidak akan berpengaruh besar karena yang bertugas untuk melakukan grabing/autocontent bukan webserver. Kuat tidaknya melakukan grabbing adalah lebih kepada seberapa besar resource yang disediakan.
Lalu sekalipun website anda manual, bukan berarti tidak lebih ringan dibandingkan web autoblog. Inti dari grabing memakan resource yang besar adalah karena dia memerintahkan php untuk menulis data terus menerus. Di blog manua, ini sering terjadi pada plugin – plugin tertentu seperti stt2, plugin statistik, related article, random post. Perlu juga anda ingat, fungsi – fungsi berat seperti yang kami sebutkan tidak hanya ada di plugin, tapi juga tak jarang ada di theme yang digunakan. Selama ada fungsi yang kami sebutkan, maka website berpotensi memakan resource besar.
3. Database(mysql)
Database berutgas menampung data. Dalam kasus grabbing/autocontent, besarnya resource yang digunakan database berbanding lurus dengan php. Semakin besar proses grabing yang dilakukan php, maka resource untuk menjalankan database juga makin besar. Ini karena saat proses php membesar, maka data yang dituliskan ke mysql semakin besar pula. Ini yang membuat resource semakin besar.
Sama halnya dengan php di blog manual. Hindari plugin yang boros resource karena melakukan pernulisan dan pembacaan yang terus menerus ke database. Semakin boros plugin maka mudah sekali website anda disuspend di shared hosting.
Kesimpulan dari 3 hal diatas adalah, jika anda menggunakan shared hosting sebagai grabing, pilihlah hosting yang memberikan resource paling bersar. Tak peduli mau menggunakan Apache, nginx atau litespeed. Karena performa grabbing tidak ditentukan dari webserver tersebut. Jika di Menyohost, paket yang paling powerfull untuk grabbing adalah VIP Hosting, karena memberikan resource seperti VPS tapi kemudahan shared hosting. Namun jika anda masih baru coba – coba, bisa ambil paket unlimited hosting. Sedang blogger baru yang ingin belajar manual blog, anda bisa pakai paket Budget Shared. Temukan promonya disini.
Keunggulan dari webserver nginx dan litespeed dibandingkan apache adalah ketika suatu halaman dikunjungi oleh banyak pengunjung. Halaman yang telah dikunjung tersebut akan di-cache dan kemudian diletakkan di depan gerbang(dalam hal ini webserver). Pada kunjungan berikutnya pada halaman yang telah di-cache tersebut, server tidak perlu lagi mengambil data masuk kedalam database dan melkukan pengolahan PHP. Server hanya perlu memberikan file cache di depan “gerbang” yang membuat nginx dan litespeed memiliki performa puluhan kali lebih cepat pada halaman yang sering diakses.
Blog saya banyak pengunjung pada halaman tertentu, pilih webserver apa ya?
Namun harap berhati – hati, terkadang penjual memberikan label Litespeed. Anda harus tahu bagaimana sistem lisensi di litespeed. Sistem lisensi di litespeed dihitung per core. Jika sebuah server memiliki 16 core, belum tentu penjual shared hosting membeli lisensi litespeed untuk multicore.
Jika hoster menggunakan litespeed dengan lisnsi 1 core, maka ketika trafik membludak, “gerbang” yang menangani pengunjung tersebut tetap 1 core. Kecuali hoster mau membeli lisensi litespeed untuk 3 atau 4 core. Namun tentu lisensinya jauh lebih mahal. sayangnya user tidak bisa mengecek berapa core lisensi dari litespeed yang digunakan hoster. User hanya bisa melakukan cek apakah hoster benar – benar menggunakan litespeed atau tidak tanpa tahu jumlah core yang diperuntukan litespeed. Oleh sebab itu, jika trafik bengkak, tidak heran terkadang server dengan litespeed bisa lebih lambat dari apache dengan optimasi, karena apache bisa memanfaatkan multi core.
Di menyohost, Kami menggunakan NginX Accelerate. Disini nginx bisa memanfaatkan penuh semua core yang dimiliki server sehingga sekalipun trafik membludak, anda tidak perlu khawatir kecepatan menurun karena webserver bisa menggunakan semua alokasi CPU yang ada. Beda dengan litespeed dengan lisensi 1 core yang hanya memanfaatkan 1 core saja. Jadi kami hanya bisa menyarankan kepada anda untuk cermat memilih hosting yang anda gunakan.
Bagaimana cara menganalisis kebutuhan hosting ?
cata menganalisis kebutuhan hosting sangat mudah jika anda menggunakan paket hosting di Menyohost. Di akun cpanel anda, anda akan menemukan menu untuk mengecek seberapa besar resource usage dari akun anda hingga kurun waktu satu bulan terakhir.
Enaknya lagi, anda juga bisa melihat script / process yang berjalan pada akun anda yang dipilih pada tanggal dan jam tertentu. Fitur ini dinamakan snapshot. Yang bisa ditemukan di halaman yang sama dimana anda melihat resource usage. Nantinya record atau rekaman data proses ini bisa anda gunakan untuk menganalisis proses apa yang membebani akun anda. sehingga anda bisa mencari solusi dari masalah anda.
Kesimpulan kami pada akhirnya, semua akan kembali kepada resource yang disediakan. Mau apache atau apakah itu, selama resource yang diberikan besar, maka performa website anda juga semakin baik.
Kedepan kami akan selalu update artikel ini untuk membantu user awam memahami mengenai kebutuhan resource usage website. Harap dimaklumi bahwa ini kami tulis bukan untuk kalangan expert. Kami menulis artikel ini agar bisa dimengerti oleh user awam semudah mungkin. Jika ada detail yang miss, lebih kepada untuk mempermudah user awam mempelajari kebutuhan resource sebuah website.
bisa gak ngehost website wordpress index agc jutaan?
Bisa saja website index agc jutaan dihost di shared hosting, karena yang berpengaruh di shared hosting adalah resource usage masing-masing akun. Jutaan index belum tentu menggunakan resource yang besar. Tergantung pada optimasi masing-masing dan scriptnya.